Sunday, August 9, 2015

Sistem gerak manusia

Sistem gerak manusia yang akan dibahas kali ini adalah rangka. Rangka merupakan sistem gerak manusia, rangka yang akan dibahas di sini adalah fungsi rangka dan bagian-bagian rangka manusia sebagau sistem gerak pada manusia.
Gerakan tubuh dimungkinkan karena adanya kerjasama antara tulang dan otot. Tulang tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak bila tidak digerakkan oleh otot. Otot dapat menggerakkan tulang karena dapat berkontraksi. Otot disebut alat gerak aktif sedangkan tulang disebut alat gerak pasif. Tulang-tulang di dalam tubuh manusia membentuk rangka. 
 
 A. Rangka 
 
Fungsi rangka :
1. Memberi bentuk pada tubuh.
2. Sebagai alat gerak pasif.
3. Melindungi alat-alat tubuh dalam yang lemah.
4. Sebagai tempat melekatnya otototot rangka.
5. Menunjang tegaknya tubuh.
6. Tempat pembentukan sel-sel darah.
7. Sebagai tempat penimbunan mineral.
Secara garis besar rangka manusia dikelompokkan dalam 3 kelompok besar, kelopok tersebut sebagai berikut :
 
1. Tengkorak
Tengkorak terbentuk dari tempurung otak (kranium) dan bagian wajah.

2. Tulang Badan
Tulang badan terdiri atas tulang belakang, tulang dada, tulang rusuk, tulang bahu, tulang panggul.

3. Tulang Anggota Gerak
Tulang anggota gerak terdiri dari 2 kelompok, yaitu tulang anggota atas (lengan), dan tulang anggota bawah (tungkai).

Lengan terdiri atas : 2 tulang lengan atas (humerus), 2 tulang pengumpil (ulna), 2 batang hasta (radius), 16 tulang pergelangan tangan (os carpal), 10 tulang telapak tangan (os metacarpal), 28 ruas tulang jari tangan (phalanges), ibu jari 12 ruas.

Tungkai terdiri atas : 2 tulang paha (femur), 2 tulang tempurung lutut (patella), 2 tulang kering (tibia), 2 tulang betis (fibula), 14 tulang pergelangan kaki (tarsal), 10 tulang telapak kaki (metatarsal), 28 ruas tulang jari kaki (phalanges).
 
 
Rangka Sistem Gerak Manusia 
 B. otot
 
1. Macam-macam Otot
  • Otot polos, bentuk seperti perahu, terletak pada organ dalam, nucleus satu di tengah, gerakannya lambat, tidak cepat, mudah lelah, tidak sadar tanpa perintah otak. 
  • Otot lurik, bentuk silindris dengan garis gelap terang, melekat pada rangka, nukleus banyak di tepi, bekerja secara sadar atas perintah otak, cepat mudah lelah.
  • Otot jantung, bentuk silindris, mempunyai percabangan yang disebut sinsitium, terletak pada jantung, nukleus satu di tengah, bekerja tidak sadar tanpa perintah otak, tidak cepat mudah lelah.
2. Fungsi Otot
  • Melaksanakan kerja, misalnya: berjalan, memegang, mengangkat (otot lurik).
  • Mengalirkan darah, mengedarkan sari makanan dan oksigen (otot polos).
  • Menggerakkan jantung (otot jantung).
3. Karakteristik Otot
  • Kontraksibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memendek (berkontraksi). 
  • Ekstensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang (berelaksasi).
  • Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk dapat kembali pada ukuran semula setelah memendek atau memanjang.
4. Jenis Gerak Otot
a. Antagonis (berlawanan)
Contoh: biseps dan triseps pada otot lengan atas. 
Arah gerak otot antagonis
1) Ekstensor – fleksor : meluruskan – membengkokkan
2) Abduktor – adduktor : menjauhkan – mendekatkan
3) Depressor – elevator : ke bawah – ke atas
4) Supinator – pronator : menengadah – menelungkup
b. Sinergis (bersamaan)
Contoh: otot pronator teres dan pronator kuadratus pada lengan bawah.
 
5. Macam-Macam Gerakan Otot
  • Fleksi: gerakan membengkokkan, misalnya membengkokkan pada siku, lutut, jari. 
  • Ekstensi: gerak meluruskan, misalnya meluruskan siku, lutut, dan ruas jari.
  • Abduksi: gerak menjauhkan misalnya gerak tungkai menjauhkan dari sumbu tubuh.
  • Adduksi: gerak mendekatkan dengan sumbu tubuh, misalnya gerak mendekatkan tungkai dengan sumbu tubuh.
  • Pronasi: gerak memutar lengan sehingga telapak tangan menelungkup.
  • Supinasi: gerak memutar lengan sehingga tangan menengadah.
  • Depresi: gerak menekan ke bawah atau menurunkan.
  • Elevasi: gerak mengangkat ke atas.
6. Kelelahan Otot
Kelelahan otot dapat diakibatkan karena:
  • Habisnya bahan atau zat sebagai sumber energi untuk kontraksi otot seperti glikogen dan sejenisnya. 
  • Akumulasi hasil metabolisme karena kontraksi otot, seperti asam laktat.
 
Otot Sistem Gerak Manusia 
C. kelainan dan gangguan pada gerak

1. Gangguan pada Rangka

Gangguan pada rangka dapat disebabkan oleh gangguan pada tulang, persendian, kekurangan gizi, ataupun oleh penyakit.
a. Gangguan tulang
Fraktura, yaitu tulang retak atau patah. Macamnya:
  • Fraktura sederhana: jika tulang yang retak tidak sampai melukai organ lain di sekitarnya, misalnya organ otot.
  • Fraktura kompleks atau fraktura majemuk: jika tulang yang patah menyebabkan otot dan kulit terluka, bahkan ujung yang patah bisa mencuat keluar.
  • Fraktura greenstick: jika retak atau patah tulang tidak sampai memisahkan tulang menjadi dua bagian.
  • Fraktura comminuted atau remuk: jika tulang retak menjadi beberapa bagian tetapi masih tetap tertahan di dalam otot.
b. Persendian
  • Dislokasi: gangguan pergeseran sendi dari kedudukan semula karena tulang ligamennya tertarik atau sobek.
  • Terkilir atau keseleo: tertariknya ligamen sendi yang disebabkan oleh gerakan yang tiba-tiba atau tidak bisa dilakukan, menimbulkan rasa sakit.
  • Ankilosis: persendian tidak dapat digerakkan lagi karena tulangnya menyatu.
  • Artritis atau infeksi sendi: gangguan sendi yang ditandai terjadinya peradangan sendi yang disertai timbulnya rasa sakit dan kadang-kadang tulang sendi mengalami perubahan.
Macam Artritis:
  • Artritis eksudatif: radang getah dalam sendi.
  • Artritis sika: kekurangan cairan sinovial.
  • Gout artritis: gangguan gerak karena kegagalan metabolisme asam urat. Asam urat yang berlebihan akan diangkut oleh darah dan disimpan di dalam sendi kecil, seperti sendi ruas jari-jari. Tanda sendi yang mengalami kelebihan asam urat adalah membesarkan sendi.
  • Rheumatik: penyakit kronis pada sendi sehingga sendi membengkak.
  • Osteoartritis: kemunduran sendi karena kartilago menipis dan degenerasi sehingga merangsang pembentukan tulang pada sendi.
c. Gangguan pada ruas-ruas tulang belakang
  • Skoliosis: tulang belakang bengkok ke samping.
  • Kifosis: tulang belakang bengkok ke belakang.
  • Lordosis: tulang belakang bengkok ke depan.
Hal tersebut akibat kebiasaan sikap tubuh yang salah. Di samping ketiga jenis gangguan tersebut ada satu lagi gangguan yang disebut subluksasi, yaitu gangguan ruas tulang leher yang disebabkan oleh kecelakaan ataupun gerakan tiba-tiba yang melebihi batas, akibatnya posisi kepala mengalami perubahan ke arah lain atau ke arah kanan.
Gangguan pada tulang 
Gangguan pada ruas-ruas tulang belakang: (a) skoliosis, (b) lordosis, (c) kifosis.
d. Defisiensi dan gangguan fisiologi
  • Rakitis: tulang kaki membengkok seperti huruf X atau O. Disebabkan karena kekurangan vitamin D.
  • Mikrosefalus: ukuran kepala lebih kecil dibanding ukuran normal. Disebabkan kekurangan zat kapur saat pembentukan tulang-tulang tengkorak masa bayi.
  • Osteoporosis: tulang-tulang kurang keras sehingga tulang manusia menjadi rapuh dan mudah patah disebabkan kekurangan hormon estrogen pada masa menopause.
  • Kelainan lainnya antara lain karena penyakit TBC tulang, tumor yang mempengaruhi tekanan fisik dan fisiologik tulang serta peradangan pada jaringan pengikat dan tendon.

2. Gangguan pada Otot

a. Atrofi
Yaitu keadaan di mana otot mengecil sehingga menghilangkan kemampuannya untuk berkontraksi. Atrofi dapat terjadi karena penyakit poliomielitis dan keadaan tertentu misalnya sakit, sehingga seseorang harus istirahat di tempat tidur dalam jangka waktu lama. Poliomielitis adalah penyakit karena virus yang merusakkan saraf yang mengkoordinasi otot ke anggota gerak bawah.
b. Hipertrofi
Yaitu keadaan otot menjadi lebih besar dan kuat karena sering dilatih secara berlebih.
c. Kejang otot
Yaitu gangguan otot yang terjadi karena melakukan aktivitas terus menerus yang pada suatu ketika tak mampu lagi melakukan kontraksi alias kejang, karena telah kehabisan energi atau sering dikenal dengan kram.
d. Kaku leher atau stiff
Yaitu keadaan leher terasa kaku dan sakit jika digerakkan.
e. Tetanus
Yaitu kejang otot yang disebabkan oleh toksin yang dihasilkan oleh baksil tetanus.
f. Miastema gravis
Yaitu keadaan di mana otot berangsur-angsur menjadi lemah dan menyebabkan kelumpuhan.
g. Distrofi otot
Yaitu penyakit otot kronis sejak anak-anak.
h. Hernia abdominalis
Yaitu sobeknya otot dinding perut yang lemah, yang mengakibatkan usus melorot ke bawah masuk ke rongga perut.

 

0 comments:

Post a Comment

 
;