Senyum yang terpancar
Terselimuti air mata
Membuat pipi menjadi lembab
Menghapus keindahan hari itu
Cahaya terasa tak indah lagi
Ketika dirimu telah mencoba
Menghkianati semua ini
Entah apa yang kau ingin dari ku
Kau tega menusuk ku secara diam-diam
Kau telah merampas sebagian yang ku
miliki
Kau telah mengambil benda kesayangan ku
Dan kau pula
telah mengambil orang yang ku sayangi
Benda mati, benda
hidup telah kau ambil
Apa sebenarnya
yang kau ingin dari ku?
Mengapa kau tega
mengambil apa yang menjadi poluris ku?
Dimana hati suci
mu wahai sahabat.....
Dimana akal sehat
mu itu....
Apa kah kau tak
merasa adanya tuhan ??
Yang selalu
mengawasi nakhluknya..
Sahabat*...
Jujur aku tak
bisa memanggil mu sahabat
Tingkah mu telah
menyakiti perasaan ku
Hingga aku tak
bisa memaaf kan mu
Mungkin kah ku
panggil dirimu perampas??
Yang telah
merampas poluris ku...
Sahabat...
Jika dirimu terus
seperti itu
Mengapa kau tak
merampas jiwa ku saja
Sehingga apa yang
ku miliki bisa menjadi milik mu
Dengan artian halal...
Sahabat*....
Masih kah kau
tega menatap air mata ini
Tanpa sebuah kata
maaf yang kau lontar??
Hati mu sudah
tertutup oleh sikap mu
Sehingga cahaya
hidayah sulit kau terapkan
Sahabat*....
Hanya kata maaf
dari ku jika kau tak bisa berkata maaf
Aku harus
menganggap mu tiada dalam hidupku
Untuk selama
lamanya.. LLL
0 comments:
Post a Comment